KISAH NABI DAUD
Berlalulah tahun-tahun yang cukup panjang dari
wafatnya Musa. Setelah Nabi Musa, datanglah para nabi dan mereka telah mati dan
anak-anak Israil setelah Musa telah kalah. Kitab suci mereka telah hilang,
yaitu Taurat. Ketika Taurat telah hilang dari dada mereka maka ia pun tercabut
dari tangan mereka. Musuh-musuh mereka menguasai peti perjanjian yang di
dalamnya terdapat peninggalan keluarga Musa dan Harun. Bani Israil terusir dari
keluarga mereka dan rumah mereka. Keadaan mereka sungguh sangat tragis.
Kenabian telah terputus dari cucu Lawi, dan tidak tersisa dari mereka kecuali
seorang wanita yang hamil yang berdoa kepada Allah SWT agar Dia memberinya anak
laki-laki. Lalu ia melahirkan anak laki-laki dan menamainya dengan nama
Asymu'il yang dalam bahasa Ibrani berarti Ismail. Yakni Allah SWT mendengar
doaku.
Ketika anak itu tumbuh dewasa, ibunya itu mengirimnya
ke mesjid dan menyerahkannya kepada lelaki saleh agar belajar kebaikan dan
ibadah darinya. Anak itu berada di sisinya. Pada suatu malam—ketika ia telah
menginjak dewasa—ia tidur, lalu ia mendengar ada suara yang datang dari sisi
mesjid. Ia bangun dalam keadaan ketakutan dan mengira bahwa syaikh atau gurunya
memanggilnya. Ia segera menuju gurunya dan bertanya: "Apakah engkau memang
memanggilku?" Guru itu tidak ingin menakut-nakutinya maka ia berkata:
"Ya, ya." Anak itu pun tidur kembali. Kemudian suara itu lagi-lagi
memanggilnya untuk kedua kalinya dan ketiga hingga ia bangun dan melihat
malaikat Jibril memanggilnya: "Tuhanmu telah mengutusmu kepada
kaummu." Pada suatu hari, Bani Israil menemui nabi yang mulia ini. Mereka
bertanya kepadanya: "Tidakkah kami orang-orang yang teraniaya?" Dia
menjawab: "Benar." Mereka berkata: "Tidakkah kami orang-orang
yang terusir?" Dia menjawab: "Benar." Mereka mengatakan:
"Kirimkanlah untuk kami seorang raja yang dapat mengumpulkan kami di bawah
satu bendera agar kita dapat berperang di jalan Allah SWT dan agar kita dapat
mengembalikan tanah kita dan kemuliaan kita." Nabi mereka berkata kepada
mereka dan tentu ia lebih tahu daripada mereka: "Apakah kalian yakin akan
menjalankan peperangan jika diwajibkan peperangan atas kalian?"
Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak berperang di
jalan Allah SWT sedangkan kami telah terusir dari negeri kami, dan anak-anak kami
pun terusir serta keadaan kami makin memburuk." Nabi mereka berkata:
"Sesungguhnya Allah SWT telah mengutus Thalut sebagai penguasa bagi
kalian." Mereka berkata: "Bagaimana ia menjadi penguasa atas kami
sedangkan kami lebih berhak mendapatkan kekuasaan itu daripadanya. Lagi pula,
ia bukan seorang yang kaya, sedangkan di antara kami ada orang yang lebih kaya
daripadanya."
Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah SWT
memilihnya atas kalian karena ia memiliki keutamaan dari sisi ilmu dan fisik.
Dan Allah SWT memberikan kekuasaan-Nya kepada siapa pun yang Dia
kehendaki." Mereka berkata: "Apa tanda kekuasaa-Nya?" Nabi
menjawab: "Kitab Taurat yang dirampas musuh kalian akan kembali kepada
kalian. Kitab itu akan dibawa oleh para malaikat dan diserahkan kepada kalian.
Ini adalah tanda kekuasaan-Nya." Mukjizat tersebut benar-benar terjadi di
mana pada suatu hari Taurat kembali kepada mereka.
Pembentukan pasukan Thalut dimulai. Thalut telah
menyiapkan tentaranya untuk memerangi Jalut. Jalut adalah seseorang yang perkasa
dan penantang yang hebat di mana tak seorang pun mampu mengalahkannya. Pasukan
Thalut telah siap. Pasukan berjalan dalam waktu yang lama di tengah-tengah
gurun dan gunung sehingga mereka merasakan kehausan. Raja Thalut berkata kepada
tentaranya: "Kita akan menemui sungai di jalan. Barangsiapa yang
meminumnya maka hendaklah ia akan keluar dari pasukan dan barangsiapa yang
tidak mencicipinya dan hanya sekadar membasahi kerongkongannya maka ia akan
dapat bersamaku dalam pasukan."
Akhirnya, mereka mendapati sungai dan sebagian tentara
minum darinya dan kemudian mereka keluar dari barisan tentara. Thalut telah
menyiapkan ujian ini untuk mengetahui siapa di antara mereka yang menaatinya
dan siapa yang membangkangnya; siapa di antara mereka yang memiliki tekad yang
kuat dan mampu menahan rasa haus dan siapa yang memiliki keinginan yang lemah
dan gampang menyerah.
Thalut berkata kepada dirinya sendiri: "Sekarang
kami mengetahui orang-orang yang pengecut sehingga tidak ada yang bersamaku
kecuali orang-orang yang berani." Jumlah pasukan memang berpengaruh tetapi
yang paling penting dalam pasukan adalah, sifat keberanian dan iman, bukan
semata-mata jumlah dan senjata. Lalu datanglah saat-saat yang menentukan bagi
pasukan Thalut. Mereka berdiri di depan pasukan musuhnya, Jalut. Jumlah pasukan
Thalut sedikit sekali tetapi pasukan Musuh sangat banyak dan kuat.
Sebagian orang-orang yang lemah dari pasukan Thalut
berkata: "Bagaimana mungkin kita dapat mengalahkan pasukan yang perkasa
itu?" Kemudian orang-orang mukmin dari pasukan Thalut menjawab: "Yang
penting dalam pasukan adalah keimanan dan keberanian. Berapa banyak kelompok
yang sedikit mampu mengalahkan kelompok yang banyak dengan izin Allah
SWT." Allah SWT berfirman:
"Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka
Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi
mereka: 'Angkatlah untuk kami seorang raja agar kami berperang (di bawah
pimpinannya) dijalan Allah. Nabi mereka menjawab: 'Mung-kin sehali jika kamu
diwajibkan berperang, kamu tidah akan berperang.' Mereka menjawab: 'Mengapa
kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami sesungguhnya telah diusir
dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami.' Maka tatkala perang itu
diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang yang saja
di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang lalim. Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu.' Mereka menjawab: 'Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalihan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang banyak?' (Nabi mereka) berkata: 'Sesungguhnya Allah telah
memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahi ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa.' Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Dan Nabi mereka mengatakan
kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut
kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari
peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman. Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: 'Sesungguhnya
Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum
airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada rneminumnya, kecuali
menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. Kemudian mereka meminumnya
kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang
yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah
minum berkata: 'Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan
tentara-nya.' Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah
berkata: 'Berapa banyak yang terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orangyang
sabar.'" (QS.
al-Baqarah: 246-249)
Jalut tampak membawa baju besinya bersama pedangnya.
Tampaknya ia menantang seseorang untuk berduel dengannya. Semua tentara Thalut
merasa takut untuk menghadapinya. Di saat-saat tegang ini, muncullah dari
pasukan Thalut seorang pengembala kambing yang kecil, yaitu Daud. Daud adalah
seorang yang beriman kepada Allah SWT. Ia mengetahui bahwa keimanan kepada
Allah SWT adalah hakikat kekuatan di alam ini, dan bahwa kemenangan bukan
semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh.
Daud maju dan meminta kepada raja Thalut agar
mengizinkannya berduel dengan Jalut. Namun si raja pada hari pertama menolak
permintaan itu. Daud bukanlah seorang tentara, ia hanya sekadar pengembala
kambing yang kecil. Ia tidak rnemiliki pengalaman dalam peperangan. Ia tidak
memiliki pedang, senjatanya adalah potongan batu bata yang digunakan untuk
mengusir kambingnya. Meskipun demikian, Daud mengetahui bahwa Allah SWT adalah
sumber kekuatan yang hakiki di dunia ini. Karena ia seorang yang beriman kepada
Allah SWT, maka ia merasa lebih kuat daripada Jalut.
Pada hari kedua, ia kembali meminta izin agar diberi
kesempatan untuk memerangi Jalut. Lalu raja memberikan izin kepadanya. Raja
berkata kepadanya: "Seandainya engkau berani memeranginya, maka engkau
menjadi pemimpin pasukan dan akan menikahi anak perempuanku." Daud tidak
peduli dengan iming-iming tersebut. Ia hanya ingin berperang dan memenangkan
agama. Ia ingin membunuh Jalut, seorang lelaki yang sombong yang lalim dan
tidak beriman kepada Allah SWT, Raja mengizinkan kepada Daud untuk berduel
dengan jalut.
Daud maju dengan membawa tongkatnya dan lima buah batu
serta katapel. Jalut maju dengan dilapisi senjata dan baju besi. Jalut berusaha
mengejek Daud dan merendahkannya serta menertawakan kefakirannya dan
kelemahannya. Kemudian Daud meletakkan batu yang kuat di atas katapelnya, lalu
ia melepaskannya di udara sehingga batu itu pun meluncur dengan keras. Angin
menjadi sahabat Daud karena ia cinta kepada Allah SWT sehingga angin itu
membawa batu itu menuju ke dahi Jalut. Batu itu membunuhnya. Jalut yang
dibekali senjata yang lengkap itu tersungkur ke tanah dan mati.
Daud, seorang pengembala yang baik, mengambil
pedangnya. Dan berkecamuklah peperangan di antara kedua pasukan. Peperangan
dimulai saat pemimpinnya terbunuh dan rasa ketakutan menghinggapi seluruh
pasukannya, sedangkan pasukan yang lain dipimpin oleh seorang pengembala
kambing yang sederhana.
Allah SWT berfirman:
"Tatkala mereka tampak oleh jalut dan tentaranya,
mereka pun berdoa: 'Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan
kokohkanlah pendirian kami terhadap orang-orang kafir.' Mereka (tentara Thalut)
mengalahkan tentarajalut dengan izin Allah memberinya kepadanya (Daud)
pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan
kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)
sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi
Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (QS. al-Baqarah: 250-251)
Setelah Daud membunuh jalut, ia mencapai puncak
ketenaran di tengah-tengah kaumnya sehingga ia menjadi seorang lelaki yang
paling terkenal di kalangan Bani Israil. Beliau menjadi pemimpin pasukan dan
suami dari anak perempuan raja. Namun Daud tidak begitu gembira dengan semua
ini. Beliau tidak bertujuan untuk mencapai ketenaran atau kedudukan atau
kehormatan, tetapi beliau berusaha untuk menggapai cinta Allah SWT. Daud telah
diberi suatu suara yang sangat indah dan mengagumkan. Daud bertasbih kepada
Allah SWT dan mengagungkan-Nya dengan suaranya yang menarik dan mengundang
decak kagum. Oleh karena itu, setelah mengalahkan Jalut, Daud bersembunyi.
Beliau pergi ke gurun dan gunung. Beliau merasakan kedamaian di tengah-tengah
makhluk-makhluk yang lain. Di saat mengasingkan diri, beliau bertaubat kepada
Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud
karunia Kami. (Kami berfirman): 'Hai gunung-gunung dan burung-burung,
bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami telah melu-nakkan besi
padanya. (Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan
kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu
kerjakan." (QS. Saba':
10-11)
"Dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan
burung-burung, semua bertasbih bersama Daud, dan Kamilah yang melakukannya. Dan
telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi kepada kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." (QS. al-Anbiya': 79-80)
Ketika Daud duduk, maka ia bertasbih kepada Allah SWT
dan memuliakan-Nya. Allah SWT memilih Daud sebagai Nabi dan memberinya Kitab
Zabur. Allah SWT berfirman:
"Dan Kami berikan Kitab Zabur kepada Daud." (QS. al-Isra': 55)
Zabur adalah kitab suci seperti Kitab Taurat. Daud
membaca kitab tersebut dan bertasbih kepada Allah SWT. Saat beliau bertasbih,
gunung-gunung juga ikut bertasbih, dan burung-burung pun berkumpul bersama
beliau.
Allah SWT berfirman:
"Dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai
kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami
menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu pagi dan
petang, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul.
Masing-masing amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami
berikan hikmah dan kebijaksanaan dalam menyeksaikan perselisihan." (QS. Shad: 17-20)
Gurun terbentang sehingga mencapai ufuk. Ini adalah
hari puasa Daud. Nabi Daud berpuasa pada suatu hari dan berbuka pada hari yang
lain. Inilah yang disebut dengan Shiam ad-Dahr. Daud membaca Kitab Zabur
dan merenungkan ayat-ayatnya. Gunung-gunung bertasbih bersamanya. Gunung
menyempurnakan pembacaan ayat tersebut, dan terkadang beliau diam sementara
gunung itu menyempurnakan tasbihnya. Bukan hanya gunung yang bertasbih bersama
beliau, burung-burung pun ikut bertasbih. Ketika Daud mulai membaca Kitab Zabur
yang suci maka burung-burung, binatang-binafang buas, dan pohon-pohon pun
berkumpul di sisinya, bahkan gunung-gunung ikut bertasbih. Bukan hanya karena
ketulusan Daud yang menjadi penyebab bertasbihnya gunung-gunung atau
burung-burung bersama beliau; bukan hanya keindahan suaranya yang menjadi
penyebab bertasbihnya makhluk-makhluk yang lain bersama beliau, namun ini
adalah mukjizat dari Allah SWT kepadanya sebagai Nabi yang memiliki keimanan
yang agung, yang cintanya kepada Allah SWT sangat tulus. Bukan hanya ini
mukjizat yang diberikan kepada beliau, Allah SWT juga memberinya ilmu atau kemampuan
untuk memahami bahasa burung dan hewan-hewan yang lain.
Pada suatu hari, beliau merenung dan mendengarkan
ocehan burung yang berdialog satu sama lain. Lalu beliau mengerti apa yang
dibicarakan burung-burung itu. Allah SWT meletakkan cahaya dalam hatinya
sehingga ia memahami bahasa burung dan bahasa hewan-hewan yang lain. Daud
sangat mencintai hewan dan burung. Beliau berlemah lembut kepada hewan-hewan
itu, bahkan beliau merawatnya ketika hewan-hewan itu sakit sehingga
burung-burung dan binatang yang lain pun mencintainya. Di samping kemampuan
memahami bahasa burung, Allah SWT juga memberinya hikmah (ilmu pengetahuan).
Ketika Daud memperoleh ilmu dari Allah SWT atau ketika ia mendapatkan mukjizat
maka bertambahlah rasa cintanya kepada Allah SWT dan bertambah juga rasa
syukumya kepada-Nya, begitu juga ibadahnya semakin meningkat. Oleh karena itu,
beliau berpuasa pada suatu hari dan berbuka pada hari yang lain. Allah SWT
sangat mencintai Daud dan memberinya kerajaan yang besar. Dan masalah yang
dihadapi oleh kaumnya adalah, banyaknya peperangan di zaman mereka. Karena itu,
pembuatan baju besi sangat penting. Baju besi yang dibuat oleh para ahli sangat
berat sehingga seorang yang berperang tidak mudah bergerak dengan bebas ketika
memakai baju besi itu.
Pada suatu hari, Nabi Daud duduk sambil merenungkan
masalah tersebut dan di depan beliau ada potongan besi yang beliau
main-mainkan. Tiba-tiba, beliau mengetahui bahwa tangannya dapat membikin besi
itu lunak. Allah SWT memang telah melunakkan besi bagi Daud. Lalu Daud
memotong-motongnya dan membentuknya dalam potongan-potongan kecil dan
melekatkan sebagian pada yang lain, sehingga beliau mampu membuat baju besi
yang baru, yaitu baju besi yang terbentuk dari lingkaran-lingkaran besi yang
jika dipakai oleh seseorang yang berperang maka ia akan leluasa untuk bergerak
dan tubuhnya tetap terlindung dari pedang dan kampak. Baju besi itu lebih baik
dari semua baju besi yang ada pada saat itu.
Allah SWT melunakkan baju besi baginya. Yakni, Nabi
Daud adalah orang yang pertama kali menemukan bahwa besi dapat menjadi leleh
dengan api dan ia dapat dibentuk menjadi ribuan rupa. Kami merasa puas dengan
tafsir seperti ini. Nabi Daud bersyukur kepada Allah SWT. Kemudian banyak
pabrik-pabrik berdiri untuk membuat baju besi yang baru. Ketika selesai
pembuatan baju besi itu dan diberikan kepada pasukannya maka musuh-musuh Daud
mengetahui bahwa pedang mereka tidak akan mampu menembus baju besi ini. Baju
besi yang dipakai oleh para musuh itu sangat berat dan dapat ditembus oleh pedang.
Baju besi yang mereka pakai tidak membuat mereka bergerak dengan bebas dan
tidak dapat melindungi mereka saat berperang, tidak demikian halnya dengan baju
besi yang dibuat oleh Nabi Daud. Setiap peperangan yang diikuti oleh tentara
Daud maka beliau selalu mendapatkan kemenangan; setiap kali beliau memasuki
kancah peperangan maka beliau merasakan kemenangan. Beliau mengetahui bahwa
kemenangan ini semata-mata datangnya karena Allah SWT sehingga rasa syukurnya
kepada-Nya semakin bertambah dan tasbih yang beliau lakukan pun semakin
meningkat serta kecintaan kepada Allah SWT pun semakin bergelora.
Ketika Allah SWT mencintai seorang nabi atau seorang
hamba dari hamba-hamba-Nya maka Dia menjadikan manusia juga mencintainya.
Manusia mencintai Nabi Daud sebagaimana burung-burung, hewan-hewan, dan
gunung-gunung pun mencintainya. Raja melihat hal yang demikian itu lalu
timbullah rasa cemburu dalam dirinya. Ia mulai berusaha untuk menyakiti Nabi
Daud dan membunuhnya. Ia menyiapkan pasukan untuk membunuh Daud. Daud mengetahui
bahwa raja cemburu kepadanya. Oleh karena itu, beliau tidak memerangi raja
namun apa yang beliau lakukan? Beliau mengambil pedang raja saat ia tidur lalu
beliau memotong sebagian dari pakaiannya dengan pedang itu. Kemudian beliau
membangunkan raja dan berkata kepadanya: "Wahai raja, engkau telah
berencana untuk membunuhku, namun aku tidak membencimu dan tidak ingin
membunuhmu. Seandainya aku ingin membunuhmu maka aku lakukan saat engkau tidur.
Ini bajumu telah terpotong. Aku telah memotongnya saat engkau tidur. Aku bisa
saja memotong lehermu sebagai ganti dari memotong baju itu, tetapi aku tidak
melakukannya. Aku tidak suka untuk menyakiti seseorang pun. Ajaran yang aku
bawa hanya berisi cinta dan kasih sayang, bukan kebencian. Raja menyadari bahwa
dirinya salah dan ia meminta maaf kepada Daud."
Kemudian berlalulah hari demi hari dan raja terbunuh
dalam suatu peperangan yang tidak diikuti oleh Nabi Daud, karena raja itu
cemburu kepadanya dan menolak bantuannya. Setelah itu, Nabi Daud menjadi raja.
Masyarakat saat itu mengetahui bahwa Daud melakukan apa saja demi kebaikan dan
kebahagiaan mereka sehingga mereka rela untuk menjadikannya raja bagi mereka.
Jadi, Daud menjadi Nabi yang diutus oleh Allah SWT sekaligus menjadi raja.
Kekuasaan tersebut justru meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT dan
meningkatkan ibadahnya kepada-Nya serta mendorong beliau untuk lebih
meningkatkan kebaikan dan menyantuni orang-orang fakir serta menjaga
kepentingan masyarakat umum.
Allah SWT memperkuat kerajaan Daud. Allah selalu
menjadikannya menang ketika melawan musuh-musuhnya. Allah menjadikan
kerajaannya sangat besar sehingga ditakuti oleh musuh-musuhnya meskipun tidak
dalam peperangan. Allah menambah nikmat-Nya kepada Daud dalam bentuk memberinya
hikmah. Selain memberi kenabian kepada Daud, Allah SWT memberi hikmah dan
kemampuan untuk membedakan kebenaran dari kebatilan. Nabi Daud mempunyai
seorang anak yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah anak yang cerdas dan
kecerdasannya itu tampak sejak masa kecilnya. Usia Sulaiman mencapai sebelas
tahun ketika terjadi kisah ini. Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu
keduanya memberihan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh
kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang
diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada
Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka
telah Kami berikan hikmah dan ilmu. " (QS. al-Anbiya': 78-79)
Seperti biasanya, Daud duduk dan memberikan keputusan
hukurn kepada manusia dan menyelesaikan persoalan mereka. Seorang lelaki
pemilik kebun datang kepadanya disertai dengan lelaki yang lain. Pemilik kebun
itu berkata kepadanya: "Tuanku wahai Nabi, sesungguhnya kambing laki-laki ini
masuk ke kebunku dan memakan semua anggur yang ada di dalamnya. Aku datang
kepadamu agar engkau menjadi hakim bagi kami. Dan aku menuntut ganti
rugi."
Daud berkata kepada pemilik kambing: "Apakah
benar bahwa kambingmu memakan kebun lelaki ini?" Pemilik kambing itu
berkata: "Benar wahai tuanku." Daud berkata: "Aku telah
memutuskan untuk memberikan kambingmu sebagai ganti dari apa yang telah dirusak
oleh kambingmu." Sulaiman berkata: "Allah telah memberinya hikmah di
samping ilmu yang diwarisi dari ayahnya— aku memiliki hukum yang lain, wahai
ayahku." Daud berkata: "Katakanlah wahai Sulaiman." Sulaiman
berkata: "Aku memutuskan agar pemilik kambing mengambil kebun laki-laki
ini yang buahnya telah dimakan oleh kambingnya. Lalu hendaklah ia
memperbaikinya dan menanam di situ sehingga tumbuhlah pohon-pohon anggur yang
baru. Dan aku memutuskan agar pemilik kebun itu mengambil kambingnya sehingga
ia dapat mengambil manfaat dari bulunya dan susunya serta makan darinya. Jika
pohon anggur telah besar dan kebun tidak rusak atau kembali seperti semula,
maka pemilik kebun itu dapat mengambil kembali kebunnya dan begitu juga pemilik
kambing pun dapat mengambil kambingnya." Daud berkata: "Ini adalah
keputusan yang hebat wahai Sulaiman. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberimu hikmah ini. Engkau adalah Sulaiman yang benar-benar bijaksana."
Nabi Daud—meskipun kedekatannya kepada Allah SWT dan kecintaannya
kepada-Nya—selalu belajar kepada Allah SWT. Allah SWT telah mengajarinya agar
ia tidak memutuskan suatu perkara kecuali setelah ia mendengar perkataan kedua
belah pihak yang bertikai.
Pada suatu hari Nabi Daud duduk di mihrabnya yang di
situ ia salat dan beribadah. Ketika ia memasuki kamarnya, ia memerintahkan para
pengawalnya untuk tidak mengizinkan seseorang pun masuk menemuinya atau
mengganggunya saat ia salat. Tiba-tiba, beliau dikagetkan ketika melihat dua
orang lelaki berdiri di hadapannya. Daud takut kepada mereka berdua karena
mereka berani masuk, padahal ia telah memerintahkan agar tak seorang pun masuk
menemuinya. Daud bertanya kepada mereka: "Siapakah kalian berdua?"
Salah seorang lelaki itu berkata: "Janganlah takut wahai tuanku. Aku dan
laki-laki ini berselisih pendapat. Kami datang kepadamu agar kamu memutuskan
dengan cara yang benar." Daud bertanya: "Apa masalahnya?"
Laki-laki yang pertama berkata: "Saudaraku ini mempunyai sembilan puluh
sembilan kambing betina, sedangkan aku hanya mempunyai satu. Ia telah
mengambilnya dariku." Ia berkata: "Berikanlah kepadaku, lalu ia
mengambilnya dariku." Daud berkata tanpa mendengar pendapat atau
argumentasi pihak yang lain: 'Sesungguknya dia telah berbuat lalim kepadamu
dengan meminta kambingmu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
dari kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat lalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orangyang beriman.'
Daud terkejut ketika tiba-tiba dua orang itu
menghilang dari hadapannya. Kedua orang itu bersembunyi laksana awan yang
menguap di udara. Akhirnya, Daud mengetahui bahwa kedua lelaki itu adalah
malaikat yang diutus oleh Allah SWT kepadanya untuk memberinya pelajaran:
hendaklah ia tidak mengambil keputusan hukum di antara dua orang yang
berselisih kecuali setelah mendengar perkataan mereka semua. Barangkali pemilik
sembilan puluh sembilan kambing itu yang benar. Daud tunduk dan bersujud serta
rukuk kepada Allah SWT dan meminta ampun kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
"Dan sampaikah kepadamu berita orang-orang yang
berperkara ketika mereka memanjat pagar? Ketika mereka masuk (menemui) Daud
lalu ia terkejut dengan (kedatangan) mereka. Mereka berkata: 'Janganlah kamu
merasa takut, (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari
kami berbuat lalim kepada yang lain; maka berilah keputusan di antara kami
dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke
jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan
ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata:
'Serahkanlah kambing itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.'
Daud berkata: 'Sesungguhnya dia telah berbuat lalim kepadamu dengan meminta
kambingmu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya dari kebanyakan
orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat lalim kepada sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa kami
mengujinya; maka ia meminta. ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia
mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (QS. Shad: 21-25)
Banyak cerita dongeng atau bohong yang disampaikan
orang-orang Yahudi tentang godaan yang dialami oleh Daud. Dikatakan bahwa ia
tertarik dengan istri dari salah seorang pemimpin pasukannya lalu ia mengutus
pemimpin itu di suatu peperangan di mana ia mengetahui apa yang terjadi
dengannya. Kemudian Daud menguasai istrinya.
Itu adalah kepalsuan yang mengada-ada. Manusia yang
hatinya berhubungan dengan bintang tertinggi di langit dan tasbihnya
berhubungan dengan tasbih makhluk-makhluk dan benda-benda mati, maka mustahil
baginya untuk hanya melihat atau tertarik dengan keindahan atau kecantikan
wajah wanita atau fisiknya. Seseorang yang melihat puncak keindahan di alam dan
berhubungan dengannya secara langsung dan menundukkannya dengan tasbihnya maka
mustahil baginya untuk tunduk kepada naluri seksual. Daud adalah seorang hamba
Allah SWT dan tidak mungkin ia menjadi hamba dari nalurinya sebagaimana yang
dikemukakan oleh cerita-cerita palsu Bani Israil.
Nabi Daud kembali menyembah Allah SWT dan bertasbih
kepada-Nya serta melantunkan senandung cinta kepada-Nya sampai akhir hayatnya.
Nabi Daud berpuasa sehari dan berbuka sehari. Sehubungan dengan itu, Rasulullah
saw bersabda: "Sebaik-baik puasa adalah puasanya Daud. Beliau berpuasa
satu hari dan berbuka satu hari. Beliau membaca Zabur dengan tujuh puluh suara;
beliau melakukan salat di tengah malam dan menangis di dalamnya, dan karena
tangisannya segala sesuatu pun ikut menangis, dan suaranya dapat menyembuhkan
orang yang gelisah dan orang yang menderita." Nabi Daud meninggal secara
tiba-tiba sebagaimana dikatakan oleh berbagai riwayat.
Matahari mengganggu manusia, lalu Sulaiman memanggil
burung dan berkata: "Naungilah Daud. Maka burung itu menaunginya. Dan
angin menjadi tenang." Sulaiman berkata kepada burung: "Naungilah
manusia dari sengatan matahari. Burung itu pun tunduk kepada perintah Sulaiman.
Ini untuk pertama kalinya orang-orang menyaksikan kekuasaan Sulaiman."♦
Tidak ada komentar:
Posting Komentar